A real man speaks less, but means every word..

Nadhira Afifa dan Almost Adulting: Belajar Membuat Keputusan di Tengah Krisis Seperempat Abad

Nadhira Afifa dan Almost Adulting: Belajar Membuat Keputusan di Tengah Krisis Seperempat Abad

mrbacara.com, 30 MEI 2025

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Nadhira Nuraini Afifa, seorang dokter, penulis, konsultan kesehatan masyarakat, dan lulusan Harvard University, telah menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia melalui karya dan kontennya yang memotivasi. Buku keduanya, Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal with Quarter-Life Crisis, yang diterbitkan pada 24 Agustus 2022 oleh Gramedia Pustaka Utama dan Pear Press, menawarkan panduan praktis bagi dewasa muda usia 20-an yang menghadapi quarter-life crisis (QLC). Dengan fokus pada belajar membuat keputusan, buku ini menggabungkan pengalaman pribadi Nadhira, wawancara dengan tokoh inspiratif, dan pendekatan berbasis sains untuk membantu pembaca menavigasi tantangan transisi menuju kedewasaan. Artikel ini mengulas secara mendalam perjalanan Nadhira, isi buku Almost Adulting, strategi pengambilan keputusan yang dibahas, dan dampaknya bagi pembaca, berdasarkan sumber seperti Kompas.com, Goodreads, Greatmind.id, dan YouTube.

1. Latar Belakang Nadhira Afifa: Dari Dokter hingga Penulis Inspiratif

Nadhira Afifa, lahir pada 14 Maret 1995 di Bekasi, adalah sosok multitalenta yang dikenal sebagai dokter, content creator, pendiri yayasan, dan penulis. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan melanjutkan studi magister di Harvard T.H. Chan School of Public Health dengan beasiswa LPDP, fokus pada kesehatan masyarakat dan nutrisi. Pada 2020, Nadhira menjadi perwakilan mahasiswa Indonesia yang berpidato di wisuda daring Harvard, sebuah pencapaian yang membuatnya viral dan diakui sebagai sosok inspiratif.

Selain karier medis, Nadhira aktif sebagai content creator dengan kanal YouTube yang memiliki lebih dari 263.000 pelanggan, berbagi konten tentang kesehatan, pendidikan, dan motivasi. Ia juga mendirikan Limitless Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan meningkatkan akses pendidikan di Indonesia. Sebelum Almost Adulting, Nadhira menerbitkan Limitless (2021), sebuah novel inspirasional yang menceritakan perjuangannya meraih beasiswa Harvard, dan Belajar Bersama Alina (2022), buku anak-anak tentang pengelolaan emosi.

Pada Almost Adulting, Nadhira mengambil pendekatan yang lebih praktis dan relatable, menyasar dewasa muda yang bergulat dengan ketidakpastian hidup. Buku ini lahir dari pengalaman pribadinya menghadapi QLC, ditambah wawasan dari wawancara dengan influencer dan tokoh seperti psikolog Samanta Elsener, serta riset berbasis psikologi dan kesehatan mental.

2. Almost Adulting: Memahami Krisis Seperempat Abad 8 Rekomendasi Buku Bagus yang Bisa Tingkatkan Self-Esteem - Lifestyle  Fimela.com

Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal with Quarter-Life Crisis adalah buku pengembangan diri setebal 216 halaman yang membahas fenomena QLC, yaitu masa transisi usia 20–30 tahun di mana seseorang sering merasa bingung, cemas, atau kehilangan arah akibat tekanan sosial, karier, dan hubungan. Menurut Nadhira, 86% milenial (kelahiran 1981–1996) mengalami QLC, ditandai dengan pertanyaan seperti, “Apakah saya berada di jalur yang tepat?” atau “Mengapa saya hanya medioker?”

Buku ini resmi diluncurkan pada 3 September 2022 di Teater Gedung C, Museum Nasional, Jakarta, dalam acara yang dimoderatori oleh David Irianto dan menghadirkan Samanta Elsener sebagai pembicara. Buku ini terjual habis selama masa pre-order dan tersedia dalam format fisik serta e-book melalui Gramedia Digital. Dengan bahasa yang ringan dan struktur yang terorganisir, buku ini dirancang untuk menjadi panduan yang mudah dibaca sekali duduk, namun kaya akan wawasan praktis.

Nadhira menekankan bahwa QLC bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan dipahami sebagai bagian dari proses pendewasaan. Ia mengubah pola pikirnya sendiri bahwa krisis ini adalah “alarm” yang menandakan seseorang sedang tumbuh menjadi dewasa awal. Buku ini mengajak pembaca untuk menerima ketidakpastian sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, dengan fokus pada keterampilan seperti pengambilan keputusan, self-acceptance, dan growth mindset.

3. Belajar Membuat Keputusan: Inti dari Almost Adulting 5 Cara menjadi 'pengambil keputusan' yang luar biasa!

Salah satu tema utama Almost Adulting adalah belajar membuat keputusan yang tepat di tengah ketidakpastian hidup. Nadhira menyoroti bahwa pengambilan keputusan adalah keterampilan penting yang sering kali sulit dikuasai oleh dewasa muda karena tekanan eksternal dan konsekuensi yang kompleks. Dalam buku dan konten YouTube-nya, ia membagikan strategi praktis untuk membuat keputusan yang bijak, berdasarkan pengalaman pribadi dan prinsip psikologi. Berikut adalah poin-poin utama yang dibahas:

3.1 Pertimbangkan Faktor dan Konsekuensi Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Nadhira menyarankan agar setiap keputusan penting didahului dengan analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang terlibat. Ini termasuk mengevaluasi risiko (risk) dan manfaat (benefit) dari setiap pilihan. Ia menekankan pentingnya mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Sebagai contoh, jika konsekuensi buruk dari sebuah keputusan terlalu berat untuk diterima, sebaiknya keputusan tersebut tidak diambil sejak awal. Namun, jika keputusan sudah diambil dan hasilnya tidak sesuai harapan, Nadhira menyarankan untuk menerima hasil tersebut dengan lapang dada sambil memberi waktu untuk beradaptasi.

Contoh pribadi yang Nadhira bagikan adalah keputusannya untuk melanjutkan studi S2 di Harvard, yang berarti menunda memiliki anak dan menjalani pernikahan jarak jauh (long-distance marriage) dengan suaminya, Pasha Laksamana Putra. Keputusan ini berat karena melibatkan keluarga, tetapi ia mempertimbangkan manfaat jangka panjang (pendidikan dan karier) dan berdiskusi dengan orang-orang terdekat untuk memastikan keputusan tersebut tepat.

3.2 Perbanyak Riset dan Pengetahuan

Nadhira menekankan pentingnya riset sebelum mengambil keputusan. Dengan pengetahuan yang cukup, seseorang dapat membuat pilihan yang lebih terinformasi dan mengurangi risiko penyesalan. Dalam konteks pendidikan, misalnya, ia menyarankan untuk mencari informasi spesifik tentang kampus tujuan, seperti kurikulum, profesor, atau peluang kolaborasi, alih-alih memilih berdasarkan alasan umum seperti “kampus bergengsi.” Dalam Almost Adulting, ia mendorong pembaca untuk mencari sumber daya tambahan jika topik tertentu menarik, sehingga mereka dapat memperdalam pemahaman secara mandiri.

3.3 Hindari Pengaruh Eksternal yang Tidak Relevan External Assessment | PDF | Bisnis

Salah satu tantangan terbesar dalam pengambilan keputusan adalah tekanan dari orang lain, seperti teman, keluarga, atau media sosial. Nadhira menyarankan agar keputusan didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi, bukan ekspektasi orang lain. Dalam acara GenBI Youth Development 2024, ia menekankan pentingnya mengabaikan fear of missing out (FOMO) dan fokus pada tujuan jangka panjang yang selaras dengan nilai diri. Dengan membuat keputusan secara mandiri, seseorang akan merasa lebih puas jika hasilnya baik dan tidak menyalahkan orang lain jika hasilnya buruk.

3.4 Diskusi dengan Orang Terdekat

Untuk keputusan yang berdampak pada orang lain, seperti keluarga atau pasangan, Nadhira mendorong diskusi terbuka dengan pihak yang terlibat. Ini membantu memahami risiko dan konsekuensi dari perspektif yang lebih luas. Contohnya, sebelum berangkat ke Harvard, Nadhira berdiskusi dengan suami dan keluarganya untuk memastikan semua pihak siap menghadapi konsekuensi seperti jarak dan waktu.

3.5 Terima Kegagalan sebagai Pembelajaran

Nadhira menegaskan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pengambilan keputusan. Dalam Almost Adulting, ia membahas pentingnya growth mindset, yaitu melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar, bukan alasan untuk menyerah. Ia mendorong pembaca untuk membuat daftar pelajaran dari setiap keputusan yang gagal dan menggunakannya untuk meningkatkan pengambilan keputusan di masa depan.

4. Isi dan Struktur Almost Adulting

Buku ini terdiri dari beberapa bab yang mencakup topik-topik relevan untuk menghadapi QLC, seperti:

  • Mengenal Diri Sendiri: Nadhira mengajak pembaca untuk merefleksikan motivasi, tujuan hidup, kelebihan, dan kekurangan mereka. Ini adalah langkah awal untuk membuat keputusan yang selaras dengan nilai pribadi.

  • Keterampilan Sosial dan Profesional: Buku ini membahas cara berinteraksi yang baik, berdiskusi secara efektif, dan membangun hubungan yang positif di dunia kerja dan kehidupan sosial.

  • Menghadapi Kegagalan dan Krisis: Nadhira memberikan tips untuk mengelola emosi, mengatasi kekecewaan, dan tetap optimistis di tengah tekanan.

  • Things I Wish I Knew Before 20: Bab penutup ini berisi nasihat praktis yang Nadhira harap ia ketahui saat berusia 20-an, seperti pentingnya self-acceptance dan tidak membandingkan diri dengan orang lain. Bab ini sangat disukai pembaca karena sifatnya yang relatable dan reflektif.

Setiap topik disajikan secara singkat namun jelas, dengan contoh nyata dari pengalaman Nadhira dan wawancara dengan tokoh-tokoh inspiratif. Pendekatan ini membuat buku ini luas cakupannya namun tetap mudah dicerna, cocok untuk pembaca yang baru mengenal konsep pengembangan diri.

5. Dampak dan Penerimaan Almost Adulting

Almost Adulting mendapat sambutan positif dari pembaca, terutama di kalangan usia 20–30 tahun. Di Goodreads, buku ini memiliki rating rata-rata 4,49 dari 53 ulasan, dengan banyak pembaca memuji pendekatan Nadhira yang relatable dan tidak menggurui. Ulasan menyebutkan bahwa buku ini terasa seperti “berbincang dengan teman” karena bahasa yang santai dan contoh-contoh nyata yang relevan dengan problematika dewasa muda, seperti tekanan karier, hubungan, dan self-esteem.

Pembaca menghargai fokus buku pada self-acceptance dan dorongan untuk bertindak alih-alih hanya merenung. Seorang pembaca menulis, “Buku ini nggak cuma memberi afirmasi kalau QLC itu normal, tapi juga memberi dorongan untuk mulai melakukan sesuatu dan mengembangkan diri.” Buku ini juga dipuji karena menyertakan perspektif dari berbagai tokoh, sehingga memberikan sudut pandang yang beragam dan memperluas wawasan pembaca.

Namun, beberapa pembaca merasa bahwa buku ini kurang mendalam pada beberapa topik karena sifatnya yang mencakup banyak aspek. Meski begitu, Nadhira sengaja merancang buku ini sebagai pengantar yang mendorong pembaca untuk mencari informasi lebih lanjut secara mandiri.

Buku ini juga sukses secara komersial, terjual habis selama masa pre-order dan tersedia di seluruh gerai Gramedia serta platform seperti Shopee. Acara peluncurannya di Museum Nasional menarik perhatian media dan komunitas pengembangan diri, memperkuat posisi Nadhira sebagai figur inspiratif.

6. Relevansi bagi Dewasa Muda dan Konteks Sosial

Almost Adulting sangat relevan di era digital, di mana media sosial sering memperburuk QLC melalui perbandingan sosial dan FOMO. Nadhira, yang aktif di media sosial, menggunakan pengalamannya sebagai content creator untuk menawarkan solusi, seperti membuat konten autentik yang mencerminkan passion dan memilih lingkaran pertemanan yang mendukung perkembangan. Dalam acara GenBI Youth Development 2024, ia menyoroti bagaimana media sosial dapat menjadi alat untuk self-growth jika digunakan dengan bijak, misalnya dengan mengikuti role model yang inspiratif.

Buku ini juga relevan bagi generasi muda Indonesia yang menghadapi tekanan akademik, karier, dan ekspektasi keluarga. Dengan latar belakang sebagai dokter dan lulusan Harvard, Nadhira menawarkan perspektif yang kredibel namun tetap dekat dengan pembaca melalui cerita-cerita pribadi, seperti ketakutannya menghadapi Islamophobia saat kuliah di AS atau adaptasi dengan pernikahan jarak jauh.

7. Tantangan dan Kritik

Meskipun sukses, Almost Adulting memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa pembaca mengharapkan pembahasan yang lebih mendalam tentang topik tertentu, seperti strategi karier spesifik atau pengelolaan keuangan. Selain itu, fokus buku pada pengalaman Nadhira yang luar biasa (misalnya, kuliah di Harvard) kadang-kadang membuat beberapa pembaca merasa sulit untuk sepenuhnya relate, meskipun Nadhira berusaha menyeimbangkannya dengan cerita kegagalan dan keraguan diri.

Nadhira juga menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan peran sebagai dokter, penulis, content creator, dan pendiri yayasan. Dalam Limitless, ia mengakui pernah merasa tidak percaya diri di antara mahasiswa Harvard lainnya, sebuah pengalaman yang ia gunakan untuk membangun empati dengan pembaca yang menghadapi QLC.

8. Prospek Masa Depan Nadhira dan Almost Adulting

Nadhira terus aktif menginspirasi melalui buku, media sosial, dan acara publik. Pada November 2024, ia menjadi pembicara di GenBI Youth Development, membahas QLC dan media sosial, menunjukkan komitmennya untuk mendukung generasi muda. Kanal YouTube-nya juga terus berkembang, dengan konten seperti “Almost Adulting: Belajar Membuat Keputusan” yang ditonton ribuan orang.

Di masa depan, Nadhira mungkin akan menerbitkan buku lanjutan atau memperluas Limitless Foundation untuk menjangkau lebih banyak pelajar Indonesia. Dengan pengalamannya menulis personal statement yang sukses untuk Harvard, ia juga berpotensi mengembangkan program mentorship untuk beasiswa internasional, seperti yang telah ia lakukan melalui kontennya.

Almost Adulting sendiri berpotensi menjadi referensi klasik bagi dewasa muda Indonesia, terutama jika diterjemahkan ke bahasa lain atau diadaptasi ke format lain, seperti podcast atau kursus online. Popularitasnya di kalangan milenial dan Gen Z menunjukkan bahwa tema QLC akan tetap relevan di tahun-tahun mendatang.

9. Kesimpulan

Nadhira Afifa, melalui Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal with Quarter-Life Crisis, telah memberikan panduan berharga bagi dewasa muda yang bergulat dengan ketidakpastian hidup. Dengan fokus pada belajar membuat keputusan, buku ini mengajarkan strategi praktis seperti analisis risiko, riset, menghindari tekanan eksternal, dan menerima kegagalan sebagai pembelajaran. Ditulis dengan bahasa yang relatable dan didukung oleh pengalaman pribadi serta wawasan tokoh inspiratif, buku ini berhasil menjadi teman bagi pembaca yang merasa “sendirian” dalam QLC.

Sebagai dokter, lulusan Harvard, dan content creator, Nadhira membawa kredibilitas dan empati yang membuat Almost Adulting menonjol di antara buku pengembangan diri lainnya. Meskipun ada keterbatasan dalam kedalaman beberapa topik, buku ini sukses memenuhi tujuannya sebagai pengantar yang menginspirasi pembaca untuk bertindak dan berkembang. Bagi siapa saja yang ingin menavigasi usia 20-an dengan lebih percaya diri, Almost Adulting adalah bacaan yang wajib. Penelitian lebih lanjut tentang dampak buku self-help terhadap kesehatan mental generasi muda dapat memperkaya pemahaman tentang kontribusi Nadhira di bidang ini.

BACA JUGA: Pengertian dan Perbedaan Paham Komunisme Menurut Marxisme: Analisis Mendalam

BACA JUGA: Tim Berners-Lee: Pencetus World Wide Web dan Karya Revolusioner yang Mengubah Dunia

BACA JUGA: Dampak Positif dan Negatif Media Sosial di Era 2025: Peluang dan Tantangan dalam Kehidupan Digital