A real man speaks less, but means every word..

Law of Assumption – Neville Goddard

Law of Assumption - Neville Goddard

mrbacara.com, 08 MEI 2025

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

 

 

Hukum Asumsi, sebuah konsep yang dikembangkan dan dipopulerkan oleh Neville Goddard, adalah prinsip metafisik yang menyatakan bahwa asumsi seseorang, ketika dipegang dengan keyakinan dan intensitas emosional, membentuk realitas mereka. Neville Goddard (1905–1972), seorang mistikus, penulis, dan pengajar kelahiran Barbados-Amerika, dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam gerakan Pemikiran Baru (New Thought). Ajarannya, yang berfokus pada kekuatan imajinasi dan kepercayaan, telah mendapatkan popularitas baru pada abad ke-21, terutama melalui platform media sosial seperti X, TikTok, dan YouTube, di mana para praktisi modern berbagi kisah sukses dan teknik. Artikel ini memberikan penjelasan mendalam, akurat, dan terpercaya tentang Hukum Asumsi, kehidupan Neville Goddard, kerangka filosofisnya, aplikasi praktis, dan dampaknya pada praktik pengembangan diri kontemporer per Juni 2025.

Neville Goddard: Pencetus Hukum Asumsi

    The Law of Assumption (Neville Goddard)    

Kehidupan Awal dan Latar Belakang

Neville Lancelot Goddard lahir pada 19 Februari 1905 di St. Michael, Barbados, dalam keluarga dengan sembilan anak laki-laki dan satu perempuan. Dibesarkan dalam keluarga yang cukup makmur, ayahnya adalah pedagang, dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang memiliki minat mendalam pada spiritualitas. Pada usia 17 tahun, Neville pindah ke New York City untuk mengejar karier di teater dan tari, sempat tampil sebagai penari dan aktor di Broadway. Paparannya pada seni membentuk gaya pengajarannya yang ekspresif, memadukan citra puitis dengan konsep metafisik.

Pada tahun 1930-an, perjalanan spiritual Neville dimulai ketika ia bertemu Abdullah, seorang rabi dan mistikus Ethiopia yang tinggal di New York. Abdullah memperkenalkan Neville pada ajaran esoterik, termasuk karya mistikus Kristen, Kabbalah, dan Alkitab sebagai alegori psikologis, bukan teks historis. Bimbingan ini sangat memengaruhi filosofi Neville, membawanya untuk mengembangkan Hukum Asumsi. Selama empat dekade berikutnya, Neville mengajar secara ekstensif di seluruh Amerika Serikat, menulis banyak buku, dan berbagi ajarannya melalui siaran radio dan ceramah publik hingga meninggal dunia pada 1 Oktober 1972 di Los Angeles, California.

Karya dan Ajaran Utama

Neville menulis beberapa buku berpengaruh yang menguraikan Hukum Asumsi dan konsep terkait, termasuk:

Ceramah-ceramahnya, banyak di antaranya direkam dan kemudian ditranskrip, tetap tersedia secara luas secara daring, berkontribusi pada pengaruhnya setelah meninggal. Ajaran Neville mengambil inspirasi dari Alkitab, menafsirkan ayat seperti “Segala sesuatu mungkin bagi dia yang percaya” (Markus 9:23) sebagai petunjuk literal untuk menggunakan imajinasi guna membentuk realitas.

Hukum Asumsi: Prinsip Inti

Hukum Asumsi menyatakan bahwa asumsi seseorang yang dipegang teguh—keyakinan yang diterima sebagai kebenaran—menciptakan realitas eksternal mereka. Berbeda dengan Hukum Ketertarikan (Law of Attraction), yang menekankan pemikiran positif dan keselarasan vibrasi, Hukum Asumsi berfokus pada kekuatan kepercayaan dan imajinasi, terlepas dari keadaan eksternal. Neville mengajarkan bahwa dengan mengasumsikan suatu keadaan yang diinginkan sudah benar dan hidup dalam asumsi tersebut dengan keyakinan, seseorang dapat mewujudkannya menjadi realitas fisik.

Prinsip Utama

    Neville Goddard Law of Assumption: Manifest Your Desires and Attract The  Life You Want– Abundance, Relationships, Health and All You Could Ever  Imagine.: Mastery, Attain, Goddard, Neville: 9798846570344: Amazon.com:  Books    

  1. Imajinasi Menciptakan Realitas: Neville percaya bahwa imajinasi adalah Tuhan dalam diri setiap orang, kekuatan kreatif yang membentuk dunia. Ia terkenal dengan pernyataan, “Imajinasi menciptakan realitas,” menunjukkan bahwa apa yang dibayangkan dengan jelas dan penuh keyakinan akan terwujud.

  2. Kekuatan Asumsi: Asumsi yang dipegang secara konsisten akan mengeras menjadi fakta. Misalnya, mengasumsikan seseorang kaya, sehat, atau dicintai, dan hidup seolah-olah itu benar, akan membawa kondisi tersebut ke dalam realitas.

  3. Perasaan adalah Rahasia: Keyakinan emosional sangat penting. Neville menekankan bahwa seseorang harus merasa realitas dari keadaan yang diinginkan, karena emosi menjembatani kesenjangan antara imajinasi dan manifestasi.

  4. Hidup di Akhir: Untuk mewujudkan keinginan, seseorang harus bertindak dan berpikir seolah-olah tujuan sudah tercapai, mengabaikan keadaan saat ini. Misalnya, untuk mewujudkan pekerjaan baru, seseorang harus membayangkan perasaan bekerja di pekerjaan itu, bukan fokus pada pengangguran saat ini.

  5. Alkitab sebagai Panduan Psikologis: Neville menafsirkan cerita Alkitab sebagai alegori untuk pikiran manusia. Misalnya, ia memandang “Tuhan” sebagai kesadaran manusia dan “penciptaan” sebagai manifestasi dari keyakinan seseorang.

Landasan Filosofis

Filosofi Neville memadukan mistisisme Kristen, prinsip Pemikiran Baru, dan pengaruh dari filsuf seperti William Blake dan Plato. Ia menolak gagasan tentang Tuhan eksternal yang menghukum, mengajarkan bahwa “Tuhan” adalah kesadaran dan imajinasi individu. Ajarannya sejalan dengan idealisme, pandangan filosofis bahwa realitas pada dasarnya bersifat mental atau spiritual, dan dunia eksternal mencerminkan keyakinan internal.

Teknik Praktis untuk Menerapkan Hukum Asumsi

Neville memberikan beberapa metode praktis untuk menerapkan Hukum Asumsi, yang tetap populer di kalangan praktisi modern. Teknik ini menekankan visualisasi, keterlibatan emosional, dan kepercayaan yang konsisten.

  1. Diet Mental: Neville menganjurkan menjaga “diet mental” dari asumsi positif. Ini melibatkan penolakan sadar terhadap pikiran negatif dan menggantinya dengan asumsi yang selaras dengan keinginan. Misalnya, alih-alih berpikir, “Saya miskin,” seseorang akan mengasumsikan, “Saya berkelimpahan secara finansial.”

  2. Keadaan Menyerupai Tidur: Neville mengajarkan bahwa keadaan hipnagogik—antara terjaga dan tidur—ideal untuk menanamkan asumsi. Dalam keadaan rileks ini, seseorang harus memvisualisasikan adegan yang menyiratkan pemenuhan keinginan, seperti menerima tawaran pekerjaan, dan merasakan realitasnya.

  3. Teknik Revisi: Untuk mengubah peristiwa masa lalu atau dampak emosionalnya, Neville menyarankan merevisi kenangan dengan membayangkannya secara berbeda. Misalnya, jika seseorang mengalami penolakan, mereka bisa membayangkan peristiwa itu sebagai keberhasilan, mengubah keadaan emosional dan hasil masa depan mereka.

  4. Hari Sabat: Neville menggambarkan keadaan istirahat mental di mana seseorang berhenti meragukan atau berusaha, sepenuhnya mempercayai bahwa hasil yang diinginkan tidak dapat dihindari. Ini membutuhkan keimanan yang tak tergoyahkan pada asumsi tersebut.

Contoh Penerapan

Misalkan seseorang ingin mewujudkan hubungan cinta. Mereka akan:

  • Memvisualisasikan adegan spesifik, seperti merayakan ulang tahun pernikahan dengan pasangan.

  • Merasakan kegembiraan, cinta, dan keamanan dari momen tersebut seolah-olah sedang terjadi sekarang.

  • Bertahan dalam asumsi ini setiap hari, mengabaikan kesepian saat ini atau kegagalan masa lalu.

  • Bertindak seolah-olah mereka sudah berada dalam hubungan, mungkin dengan menyediakan ruang untuk pasangan dalam hidup mereka (misalnya, menyisakan tempat di lemari).

Neville menekankan bahwa ketekunan adalah kunci, karena keraguan atau asumsi yang bertentangan dapat menunda manifestasi.

Konteks Sejarah dan Pengaruh

    Buku Law of Assumption oleh Neville Goddard : Rahasia Hukum Alam Semesta  Isbn 12345678 Buku Bahasa Indonesia - Lazada | Lazada Indonesia    

Ajaran Neville dibentuk oleh gerakan Pemikiran Baru, yang muncul pada abad ke-19 melalui tokoh seperti Phineas Quimby dan Mary Baker Eddy. Pemikiran Baru menyatakan bahwa pikiran memengaruhi realitas, sebuah konsep yang diperhalus Neville dengan penekanannya pada asumsi dan imajinasi. Mentornya, Abdullah, memperkenalkan dia pada interpretasi esoterik Alkitab, yang menjadi inti filosofinya. Neville juga mengambil inspirasi dari karya William Blake, yang memandang imajinasi sebagai ilahi, dan Joseph Murphy, seorang sezaman yang mengajarkan prinsip serupa.

Berbeda dengan banyak guru Pemikiran Baru yang berfokus pada kekayaan materi, Neville menekankan pemenuhan spiritual dan realisasi diri, meskipun tekniknya dapat diterapkan pada segala keinginan. Ceramahnya di kota-kota seperti Los Angeles, San Francisco, dan New York menarik beragam audiens, dari pencari spiritual hingga pebisnis, mencerminkan daya tariknya yang luas.

Kebangkitan Modern dan Pengaruh (2000–2025)

Ajaran Neville Goddard mengalami kebangkitan pada abad ke-21, terutama setelah 2010, didorong oleh internet dan media sosial. Platform seperti YouTube, TikTok, dan X telah mempopulerkan Hukum Asumsi melalui influencer, pelatih, dan komunitas spiritual. Per Juni 2025, unggahan di X menunjukkan diskusi yang terus berlangsung tentang teknik Neville, dengan pengguna berbagi kisah sukses dalam mewujudkan hubungan, kelimpahan finansial, dan peluang karier menggunakan metode seperti visualisasi dan revisi.

Buku dan Sumber Daya

Edisi modern buku-buku Neville, seperti The Power of Awareness dan Feeling Is the Secret, tetap menjadi buku terlaris dalam genre pengembangan diri dan spiritualitas. Buku audio dan transkrip ceramah, yang tersedia gratis di platform seperti YouTube, telah membuat ajarannya dapat diakses oleh audiens global. Situs web seperti nevillegoddardnow.com dan komunitas di Reddit dan X menyediakan forum bagi praktisi untuk mendiskusikan teknik dan berbagi pengalaman.

Pengaruh pada Budaya Pop

Hukum Asumsi telah memengaruhi guru pengembangan diri modern seperti Rhonda Byrne (The Secret), yang mempopulerkan Hukum Ketertarikan, dan Esther Hicks, yang menyalurkan ajaran dari “Abraham.” Meskipun tokoh-tokoh ini fokus pada pemikiran positif dan energi vibrasi, penekanan Neville pada asumsi sebagai kekuatan kreatif tunggal membedakan filosofinya. Selebritas seperti Oprah Winfrey dan Jim Carrey telah merujuk pada prinsip manifestasi serupa, meskipun tidak secara langsung mengutip Neville.

Perspektif Ilmiah dan Psikologis

Meskipun Hukum Asumsi tidak memiliki validasi ilmiah empiris, beberapa aspeknya sejalan dengan konsep psikologis seperti efek plasebo, ramalan yang terpenuhi sendiri (self-fulfilling prophecy), dan terapi perilaku kognitif (CBT). Misalnya, mengasumsikan hasil positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi, yang mengarah pada tindakan yang menghasilkan hasil yang diinginkan. Studi neurosains tentang visualisasi, seperti yang menunjukkan atlet meningkatkan performa melalui imajeri mental, sebagian mendukung teknik Neville. Namun, kritikus berpendapat bahwa Hukum Asumsi terlalu menyederhanakan keadaan hidup yang kompleks dan dapat menumbuhkan ekspektasi yang tidak realistis.

Kritik dan Kontroversi

Hukum Asumsi menghadapi kritik karena beberapa alasan:

  1. Kurangnya Bukti Empiris: Skeptis berargumen bahwa klaim Neville bergantung pada kisah sukses anekdotal, bukan bukti ilmiah. Kritikus di platform seperti X mencatat bahwa tidak semua praktisi mencapai hasil yang diinginkan, yang menyebabkan tuduhan “pemikiran magis.”

  2. Potensi Menyalahkan Korban: Gagasan bahwa asumsi seseorang menciptakan realitas dapat menyiratkan bahwa individu bertanggung jawab penuh atas pengalaman negatif, seperti penyakit atau kemiskinan, yang dianggap reduktif dan berpotensi merugikan oleh kritikus.

  3. Penekanan Berlebihan pada Kontrol Individu: Beberapa berpendapat bahwa ajaran Neville mengabaikan faktor sistemik seperti ketidaksetaraan sosial-ekonomi atau diskriminasi, yang dapat membatasi hasil manifestasi.

  4. Komodifikasi: Kebangkitan modern ajaran Neville telah menyebabkan komersialisasi, dengan beberapa influencer mengenakan biaya tinggi untuk kursus atau pelatihan, yang bertentangan dengan praktik Neville yang menawarkan ceramah gratis.

Meskipun ada kritik ini, banyak praktisi membela Hukum Asumsi, mengutip transformasi pribadi dan berpendapat bahwa hukum ini memberdayakan individu untuk mengendalikan pola pikir dan kehidupan mereka.

Dampak dan Warisan

Ajaran Neville Goddard telah meninggalkan dampak abadi pada komunitas pengembangan diri dan spiritual. Penekanannya pada imajinasi sebagai kekuatan kreatif telah menginspirasi jutaan orang untuk mengeksplorasi potensi pikiran mereka. Pada 2025, Hukum Asumsi tetap menjadi topik yang sedang tren di komunitas spiritual daring, dengan tagar seperti #NevilleGoddard dan #LawOfAssumption menghasilkan ribuan unggahan di X. Kisah sukses berkisar dari individu yang mewujudkan kemajuan karier hingga penyembuhan hubungan pribadi, meskipun hasilnya sangat bervariasi.

Filosofi Neville juga telah memengaruhi praktik mindfulness modern, dengan kesamaan dalam teknik seperti visualisasi terpandu dan afirmasi. Karyanya menjembatani spiritualitas dan psikologi, menawarkan kerangka untuk pemberdayaan pribadi yang beresonansi dengan audiens yang beragam.

Pertimbangan Praktis untuk Praktisi

Bagi mereka yang tertarik menerapkan Hukum Asumsi, pertimbangkan hal berikut:

  • Mulai dari Hal Kecil: Mulailah dengan tujuan yang mudah dikelola, seperti mewujudkan peluang kecil, untuk membangun kepercayaan pada proses ini.

  • Konsistensi adalah Kunci: Bertahan dalam asumsi Anda setiap hari, menggunakan teknik seperti visualisasi sebelum tidur.

  • Kelola Ekspektasi: Pahami bahwa faktor eksternal dapat memengaruhi hasil, dan fokuslah pada perubahan keadaan internal Anda daripada memaksakan hasil spesifik.

  • Dukungan Komunitas: Terlibat dengan komunitas daring di X atau Reddit untuk berbagi pengalaman dan belajar dari orang lain.

Kesimpulan

Hukum Asumsi, yang diajarkan oleh Neville Goddard, adalah prinsip metafisik yang kuat yang menekankan potensi kreatif imajinasi dan kepercayaan manusia. Berakar pada interpretasi esoterik Neville terhadap ajaran Alkitab dan filosofi Pemikiran Baru, hukum ini menawarkan kerangka praktis untuk mewujudkan keinginan dengan mengasumsikan pemenuhannya dengan keyakinan emosional. Dari hari-harinya sebagai performer Broadway hingga warisannya sebagai guru spiritual, ide-ide Neville telah melampaui waktu, mendapatkan pengikut global di era digital. Meskipun kritik menyoroti kurangnya dukungan ilmiah dan potensi penyederhanaan, Hukum Asumsi terus menginspirasi individu yang mencari transformasi hidup melalui kekuatan pikiran mereka. Per Juni 2025, ajaran Neville Goddard tetap menjadi landasan pengembangan diri modern, mendorong orang untuk memanfaatkan imajinasi mereka untuk membentuk realitas mereka.

BACA JUGA: Seni dan Tradisi Negara Palau: Warisan Budaya Mikronesia yang Kaya

BACA JUGA: Letak Geografis dan Fisik Alami Negara Seychelles

BACA JUGA: Kampanye Publik: Strategi, Implementasi, dan Dampak dalam Mendorong Perubahan Sosial