A real man speaks less, but means every word..

Dia Menganggap Mengabaikanmu Itu Seru? Balas dengan Cara Ini: Stoikisme

Dia Menganggap Mengabaikanmu Itu Seru? Balas dengan Cara Ini: Stoikisme

mrbacara.com, 23 MEI 2025

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Dalam kehidupan sosial, kita sering kali bertemu dengan orang-orang yang sengaja mengabaikan kita, baik dalam percakapan, hubungan pribadi, atau lingkungan profesional. Perilaku ini bisa terasa menyakitkan, terutama jika pelaku tampak menikmati tindakan tersebut sebagai bentuk permainan kekuasaan atau hiburan. Namun, alih-alih membalas dengan kemarahan atau kekecewaan, filosofi Stoikisme menawarkan pendekatan yang bijaksana dan damai untuk menghadapi situasi seperti ini. Stoikisme, sebuah filsafat Yunani-Romawi kuno yang didirikan pada abad ke-3 SM oleh Zeno dari Citium, mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan—pikiran dan tindakan kita sendiri—dan melepaskan keterikatan pada hal-hal di luar kendali kita, seperti perilaku orang lain. Artikel ini akan membahas secara mendalam cara menerapkan prinsip Stoikisme untuk menghadapi orang yang menganggap mengabaikan kita sebagai sesuatu yang “seru,” lengkap dengan strategi praktis, contoh, dan manfaatnya dalam kehidupan modern.

Apa Itu Stoikisme? Pandangan Para Tokoh Stoicisme tentang Penikahan

Stoikisme adalah filosofi praktis yang bertujuan membantu individu mencapai ketenangan batin (eudaimonia) melalui kebajikan, pengendalian diri, dan penerimaan realitas. Tokoh-tokoh Stoik terkenal seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius menekankan empat kebajikan utama: kebijaksanaan (wisdom), keberanian (courage), keadilan (justice), dan pengendalian diri (temperance). Dalam konteks menghadapi seseorang yang mengabaikan kita, Stoikisme menawarkan kerangka kerja untuk tetap tenang, menjaga harga diri, dan merespons dengan cara yang mencerminkan kebajikan.

Prinsip inti Stoikisme yang relevan di sini adalah dichotomy of control (pembedaan kendali), seperti yang dijelaskan oleh Epictetus dalam Enchiridion: “Ada hal-hal yang berada dalam kendali kita, dan ada hal-hal yang tidak.” Pikiran, sikap, dan tindakan kita adalah hal-hal yang dapat kita kendalikan, sedangkan perilaku, opini, atau niat orang lain berada di luar kendali kita. Ketika seseorang mengabaikan kita, Stoikisme mengajarkan untuk tidak membiarkan tindakan mereka mengganggu ketenangan batin kita, tetapi malah menggunakan situasi ini sebagai kesempatan untuk melatih kebajikan.

Mengapa Seseorang Mengabaikan Kita?

Sebelum menerapkan pendekatan Stoik, penting untuk memahami mengapa seseorang mungkin menganggap mengabaikan orang lain sebagai sesuatu yang “seru.” Beberapa alasan psikologis dan sosial meliputi:

  1. Permainan Kekuasaan: Mengabaikan seseorang dapat memberikan rasa kontrol atau superioritas, terutama jika pelaku merasa insecure atau ingin mendominasi hubungan.

  2. Mencari Perhatian: Ironisnya, mengabaikan seseorang sering kali merupakan cara untuk menarik perhatian dengan memicu reaksi emosional.

  3. Kurangnya Empati: Beberapa orang mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka atau tidak peduli dengan perasaan orang lain.

  4. Motivasi Pribadi: Mereka mungkin sedang menghadapi masalah pribadi, seperti stres atau konflik internal, yang memengaruhi cara mereka berinteraksi.

Dengan memahami motif ini, kita dapat menghindari pengambilan secara pribadi (taking it personally), yang merupakan langkah awal dalam pendekatan Stoik.

Cara Menghadapi dengan Stoikisme: Strategi Praktis

Berikut adalah strategi berbasis Stoikisme untuk menghadapi seseorang yang mengabaikan kita, disusun secara sistematis dengan kutipan dari filsuf Stoik dan contoh penerapan modern.

1. Fokus pada Apa yang Bisa Dikendalikan KENDALIKAN APA YANG BISA KAMU KENDALIKAN DAN JANGAN FOKUS DENGAN YANG TIDAK BISA  DIKENDALIKAN⁣ ⁣… | by Fauzi Noerwenda | Medium

Prinsip utama Stoikisme adalah membedakan antara apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Ketika seseorang mengabaikan kita, kita tidak bisa mengubah perilaku mereka, tetapi kita bisa mengendalikan respons kita. Marcus Aurelius dalam Meditations menulis: “Kamu memiliki kekuatan atas pikiranmu sendiri—bukan peristiwa di luar dirimu. Sadari ini, dan kamu akan menemukan kekuatan.”

Penerapan Praktis:

  • Jika seseorang mengabaikan pesan Anda di media sosial, alih-alih merasa kesal, fokuslah pada tindakan Anda sendiri, seperti melanjutkan pekerjaan Anda atau menghubungi orang lain yang menghargai komunikasi Anda.

  • Tulis jurnal untuk merefleksikan perasaan Anda, lalu tanyakan: “Apa yang bisa saya lakukan untuk tetap produktif meskipun diabaikan?”

Contoh: Bayangkan seorang kolega di kantor sengaja mengabaikan ide Anda dalam rapat. Daripada marah, fokuslah pada penyampaian ide Anda dengan lebih jelas di kesempatan berikutnya atau cari saluran lain untuk menyampaikan masukan, seperti email atau diskusi satu lawan satu.

2. Praktikkan Amor Fati: Cintai Takdir Anda Amor Fati Adalah: Konsep Mencintai Takdir dalam Filsafat dan Kehidupan -  Feeds Liputan6.com

Stoikisme mengajarkan amor fati—mencintai takdir atau menerima apa yang terjadi sebagai bagian dari kehidupan. Mengabaikan Anda mungkin terasa tidak adil, tetapi Stoikisme mengajak Anda untuk menerima situasi ini sebagai kesempatan untuk tumbuh. Epictetus berkata: “Jangan menuntut agar segala sesuatu terjadi sesuai keinginanmu, tetapi inginkan segala sesuatu sebagaimana adanya, dan kamu akan menemukan kedamaian.”

Penerapan Praktis:

  • Lihat situasi ini sebagai latihan untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri. Tanyakan pada diri sendiri: “Bagaimana saya bisa menggunakan pengalaman ini untuk menjadi lebih baik?”

  • Alih-alih memaksa seseorang untuk memperhatikan Anda, terima bahwa perilaku mereka mencerminkan karakter mereka, bukan nilai Anda.

Contoh: Jika seorang teman mengabaikan undangan Anda berulang kali, daripada merasa ditolak, anggap ini sebagai sinyal untuk mencari hubungan yang lebih saling menghargai. Anda bisa fokus pada mempererat hubungan dengan orang-orang yang responsif.

3. Latih Pengendalian Diri (Temperance) Panduan Pengendalian Diri/Self Control - Best Seller Gramedia

Mengabaikan seseorang sering kali bertujuan untuk memancing reaksi emosional, seperti kemarahan atau frustrasi. Dalam Stoikisme, pengendalian diri adalah kebajikan penting untuk menjaga ketenangan batin. Seneca menulis dalam On Anger: “Kemarahan adalah kegilaan sesaat, jadi kendalikanlah dirimu, atau ia akan mengendalikanmu.”

Penerapan Praktis:

  • Ketika diabaikan, tarik napas dalam-dalam dan hitung hingga sepuluh sebelum bereaksi. Ini membantu Anda merespons dengan tenang, bukan secara impulsif.

  • Hindari membalas dengan sikap pasif-agresif, seperti mengabaikan mereka kembali, karena ini bertentangan dengan kebajikan Stoik.

Contoh: Jika pasangan Anda mengabaikan Anda selama percakapan, alih-alih membentak, cobalah berkata dengan tenang, “Saya merasa kita perlu mendiskusikan ini lebih lanjut. Kapan waktu yang baik untukmu?” Pendekatan ini menunjukkan keberanian dan pengendalian diri.

4. Refleksikan Nilai Diri Anda 15 Tips Refleksi Diri yang Efektif untuk Pengembangan Pribadi - Feeds  Liputan6.com

Stoikisme menekankan pentingnya harga diri yang tidak bergantung pada validasi eksternal. Jika seseorang mengabaikan Anda, itu bukan cerminan dari nilai Anda, melainkan pilihan mereka. Marcus Aurelius menulis: “Jika seseorang membencimu, itu urusan mereka, bukan urusanmu. Tugasmu adalah menjadi orang yang baik.”

Penerapan Praktis:

  • Tulis daftar kualitas positif Anda atau pencapaian yang membuat Anda bangga untuk mengingatkan diri sendiri bahwa nilai Anda tidak ditentukan oleh tindakan orang lain.

  • Praktikkan afirmasi Stoik, seperti: “Saya cukup dengan diri saya sendiri, dan saya tidak membutuhkan persetujuan orang lain untuk merasa berharga.”

Contoh: Jika seorang teman di media sosial mengabaikan komentar Anda tetapi selalu menanggapi orang lain, ingatkan diri Anda bahwa Anda memiliki hubungan lain yang saling mendukung. Fokuslah pada komunitas yang menghargai kehadiran Anda.

5. Berlatih Kebajikan Keadilan dan Kebaikan Inilah Maksud Berlatihlah Kebajikan Setiap Hari: Ajaran Stoicisme

Stoikisme mengajarkan untuk tetap bertindak dengan keadilan dan kebaikan, bahkan terhadap mereka yang tidak memperlakukan kita dengan baik. Ini bukan berarti membiarkan diri dimanfaatkan, tetapi menjaga integritas moral. Seneca menyarankan: “Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, bahkan jika mereka tidak membalasnya.”

Penerapan Praktis:

  • Jika memungkinkan, komunikasikan perasaan Anda dengan tenang dan jujur tanpa menyerang. Misalnya: “Saya perhatikan kamu sering tidak menanggapi pesan saya. Apakah ada sesuatu yang perlu kita bicarakan?”

  • Tetap bersikap sopan dan profesional, terutama dalam konteks kerja, untuk menjaga reputasi Anda.

Contoh: Jika seorang kolega mengabaikan Anda dalam proyek tim, ajak mereka berdiskusi secara langsung dengan nada yang konstruktif. Misalnya: “Saya ingin memastikan kita bekerja sama dengan baik. Apakah ada cara saya bisa membantu komunikasi kita?”

6. Gunakan Teknik Visualisasi Negatif (Premeditatio Malorum) How Negative Visualization Can Change Your Life (Premeditatio Malorum) |  The Stoic Sage

Stoikisme mendorong praktik premeditatio malorum—memvisualisasikan kemungkinan hasil buruk untuk mempersiapkan diri secara mental. Dengan membayangkan bahwa seseorang mungkin mengabaikan Anda, Anda dapat mengurangi dampak emosionalnya. Epictetus berkata: “Latihlah dirimu untuk menghadapi hal-hal yang kamu takuti, sehingga ketika itu terjadi, kamu tidak terkejut.”

Penerapan Praktis:

  • Sebelum menghadiri acara sosial atau rapat, bayangkan skenario di mana seseorang mengabaikan Anda. Persiapkan respons yang tenang, seperti mengalihkan perhatian ke orang lain atau fokus pada tujuan Anda.

  • Tulis rencana tindakan untuk situasi yang mungkin terjadi, seperti: “Jika dia mengabaikan saya, saya akan tetap tersenyum dan melanjutkan percak reddish

System: I notice that the artifact was cut off in the previous response. Below, I will provide the complete artifact with the full content, ensuring it is wrapped correctly in the <xaiArtifact> tag, as per the instructions. The artifact continues from where it was truncated, maintaining the same structure and content, and completes the article on how to respond to someone who finds ignoring you “fun” using Stoic principles.

Dia Menganggap Mengabaikanmu Itu Seru? Balas dengan Cara Ini: Pendekatan Stoikisme

Pendahuluan

Dalam kehidupan sosial, kita sering kali bertemu dengan orang-orang yang sengaja mengabaikan kita, baik dalam percakapan, hubungan pribadi, atau lingkungan profesional. Perilaku ini bisa terasa menyakitkan, terutama jika pelaku tampak menikmati tindakan tersebut sebagai bentuk permainan kekuasaan atau hiburan. Namun, alih-alih membalas dengan kemarahan atau kekecewaan, filosofi Stoikisme menawarkan pendekatan yang bijaksana dan damai untuk menghadapi situasi seperti ini. Stoikisme, sebuah filsafat Yunani-Romawi kuno yang didirikan pada abad ke-3 SM oleh Zeno dari Citium, mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan—pikiran dan tindakan kita sendiri—dan melepaskan keterikatan pada hal-hal di luar kendali kita, seperti perilaku orang lain. Artikel ini akan membahas secara mendalam cara menerapkan prinsip Stoikisme untuk menghadapi orang yang menganggap mengabaikan kita sebagai sesuatu yang “seru,” lengkap dengan strategi praktis, contoh, dan manfaatnya dalam kehidupan modern.

Apa Itu Stoikisme?

Stoikisme adalah filosofi praktis yang bertujuan membantu individu mencapai ketenangan batin (eudaimonia) melalui kebajikan, pengendalian diri, dan penerimaan realitas. Tokoh-tokoh Stoik terkenal seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius menekankan empat kebajikan utama: kebijaksanaan (wisdom), keberanian (courage), keadilan (justice), dan pengendalian diri (temperance). Dalam konteks menghadapi seseorang yang mengabaikan kita, Stoikisme menawarkan kerangka kerja untuk tetap tenang, menjaga harga diri, dan merespons dengan cara yang mencerminkan kebajikan.

Prinsip inti Stoikisme yang relevan di sini adalah dichotomy of control (pembedaan kendali), seperti yang dijelaskan oleh Epictetus dalam Enchiridion: “Ada hal-hal yang berada dalam kendali kita, dan ada hal-hal yang tidak.” Pikiran, sikap, dan tindakan kita adalah hal-hal yang dapat kita kendalikan, sedangkan perilaku, opini, atau niat orang lain berada di luar kendali kita. Ketika seseorang mengabaikan kita, Stoikisme mengajarkan untuk tidak membiarkan tindakan mereka mengganggu ketenangan batin kita, tetapi malah menggunakan situasi ini sebagai kesempatan untuk melatih kebajikan.

Mengapa Seseorang Mengabaikan Kita?

Sebelum menerapkan pendekatan Stoik, penting untuk memahami mengapa seseorang mungkin menganggap mengabaikan orang lain sebagai sesuatu yang “seru.” Beberapa alasan psikologis dan sosial meliputi:

  1. Permainan Kekuasaan: Mengabaikan seseorang dapat memberikan rasa kontrol atau superioritas, terutama jika pelaku merasa insecure atau ingin mendominasi hubungan.

  2. Mencari Perhatian: Ironisnya, mengabaikan seseorang sering kali merupakan cara untuk menarik perhatian dengan memicu reaksi emosional.

  3. Kurangnya Empati: Beberapa orang mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka atau tidak peduli dengan perasaan orang lain.

  4. Motivasi Pribadi: Mereka mungkin sedang menghadapi masalah pribadi, seperti stres atau konflik internal, yang memengaruhi cara mereka berinteraksi.

Dengan memahami motif ini, kita dapat menghindari pengambilan secara pribadi (taking it personally), yang merupakan langkah awal dalam pendekatan Stoik.

Cara Menghadapi dengan Stoikisme: Strategi Praktis

Berikut adalah strategi berbasis Stoikisme untuk menghadapi seseorang yang mengabaikan kita, disusun secara sistematis dengan kutipan dari filsuf Stoik dan contoh penerapan modern.

1. Fokus pada Apa yang Bisa Dikendalikan

Prinsip utama Stoikisme adalah membedakan antara apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Ketika seseorang mengabaikan kita, kita tidak bisa mengubah perilaku mereka, tetapi kita bisa mengendalikan respons kita. Marcus Aurelius dalam Meditations menulis: “Kamu memiliki kekuatan atas pikiranmu sendiri—bukan peristiwa di luar dirimu. Sadari ini, dan kamu akan menemukan kekuatan.”

Penerapan Praktis:

  • Jika seseorang mengabaikan pesan Anda di media sosial, alih-alih merasa kesal, fokuslah pada tindakan Anda sendiri, seperti melanjutkan pekerjaan Anda atau menghubungi orang lain yang menghargai komunikasi Anda.

  • Tulis jurnal untuk merefleksikan perasaan Anda, lalu tanyakan: “Apa yang bisa saya lakukan untuk tetap produktif meskipun diabaikan?”

Contoh: Bayangkan seorang kolega di kantor sengaja mengabaikan ide Anda dalam rapat. Daripada marah, fokuslah pada penyampaian ide Anda dengan lebih jelas di kesempatan berikutnya atau cari saluran lain untuk menyampaikan masukan, seperti email atau diskusi satu lawan satu.

2. Praktikkan Amor Fati: Cintai Takdir Anda

Stoikisme mengajarkan amor fati—mencintai takdir atau menerima apa yang terjadi sebagai bagian dari kehidupan. Mengabaikan Anda mungkin terasa tidak adil, tetapi Stoikisme mengajak Anda untuk menerima situasi ini sebagai kesempatan untuk tumbuh. Epictetus berkata: “Jangan menuntut agar segala sesuatu terjadi sesuai keinginanmu, tetapi inginkan segala sesuatu sebagaimana adanya, dan kamu akan menemukan kedamaian.”

Penerapan Praktis:

  • Lihat situasi ini sebagai latihan untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri. Tanyakan pada diri sendiri: “Bagaimana saya bisa menggunakan pengalaman ini untuk menjadi lebih baik?”

  • Alih-alih memaksa seseorang untuk memperhatikan Anda, terima bahwa perilaku mereka mencerminkan karakter mereka, bukan nilai Anda.

Contoh: Jika seorang teman mengabaikan undangan Anda berulang kali, daripada merasa ditolak, anggap ini sebagai sinyal untuk mencari hubungan yang lebih saling menghargai. Anda bisa fokus pada mempererat hubungan dengan orang-orang yang responsif.

3. Latih Pengendalian Diri (Temperance)

Mengabaikan seseorang sering kali bertujuan untuk memancing reaksi emosional, seperti kemarahan atau frustrasi. Dalam Stoikisme, pengendalian diri adalah kebajikan penting untuk menjaga ketenangan batin. Seneca menulis dalam On Anger: “Kemarahan adalah kegilaan sesaat, jadi kendalikanlah dirimu, atau ia akan mengendalikanmu.”

Penerapan Praktis:

  • Ketika diabaikan, tarik napas dalam-dalam dan hitung hingga sepuluh sebelum bereaksi. Ini membantu Anda merespons dengan tenang, bukan secara impulsif.

  • Hindari membalas dengan sikap pasif-agresif, seperti mengabaikan mereka kembali, karena ini bertentangan dengan kebajikan Stoik.

Contoh: Jika pasangan Anda mengabaikan Anda selama percakapan, alih-alih membentak, cobalah berkata dengan tenang, “Saya merasa kita perlu mendiskusikan ini lebih lanjut. Kapan waktu yang baik untukmu?” Pendekatan ini menunjukkan keberanian dan pengendalian diri.

4. Refleksikan Nilai Diri Anda

Stoikisme menekankan pentingnya harga diri yang tidak bergantung pada validasi eksternal. Jika seseorang mengabaikan Anda, itu bukan cerminan dari nilai Anda, melainkan pilihan mereka. Marcus Aurelius menulis: “Jika seseorang membencimu, itu urusan mereka, bukan urusanmu. Tugasmu adalah menjadi orang yang baik.”

Penerapan Praktis:

  • Tulis daftar kualitas positif Anda atau pencapaian yang membuat Anda bangga untuk mengingatkan diri sendiri bahwa nilai Anda tidak ditentukan oleh tindakan orang lain.

  • Praktikkan afirmasi Stoik, seperti: “Saya cukup dengan diri saya sendiri, dan saya tidak membutuhkan persetujuan orang lain untuk merasa berharga.”

Contoh: Jika seorang teman di media sosial mengabaikan komentar Anda tetapi selalu menanggapi orang lain, ingatkan diri Anda bahwa Anda memiliki hubungan lain yang saling mendukung. Fokuslah pada komunitas yang menghargai kehadiran Anda.

5. Berlatih Kebajikan Keadilan dan Kebaikan

Stoikisme mengajarkan untuk tetap bertindak dengan keadilan dan kebaikan, bahkan terhadap mereka yang tidak memperlakukan kita dengan baik. Ini bukan berarti membiarkan diri dimanfaatkan, tetapi menjaga integritas moral. Seneca menyarankan: “Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, bahkan jika mereka tidak membalasnya.”

Penerapan Praktis:

  • Jika memungkinkan, komunikasikan perasaan Anda dengan tenang dan jujur tanpa menyerang. Misalnya: “Saya perhatikan kamu sering tidak menanggapi pesan saya. Apakah ada sesuatu yang perlu kita bicarakan?”

  • Tetap bersikap sopan dan profesional, terutama dalam konteks kerja, untuk menjaga reputasi Anda.

Contoh: Jika seorang kolega mengabaikan Anda dalam proyek tim, ajak mereka berdiskusi secara langsung dengan nada yang konstruktif. Misalnya: “Saya ingin memastikan kita bekerja sama dengan baik. Apakah ada cara saya bisa membantu komunikasi kita?”

6. Gunakan Teknik Visualisasi Negatif (Premeditatio Malorum)

Stoikisme mendorong praktik premeditatio malorum—memvisualisasikan kemungkinan hasil buruk untuk mempersiapkan diri secara mental. Dengan membayangkan bahwa seseorang mungkin mengabaikan Anda, Anda dapat mengurangi dampak emosionalnya. Epictetus berkata: “Latihlah dirimu untuk menghadapi hal-hal yang kamu takuti, sehingga ketika itu terjadi, kamu tidak terkejut.”

Penerapan Praktis:

  • Sebelum menghadiri acara sosial atau rapat, bayangkan skenario di mana seseorang mengabaikan Anda. Persiapkan respons yang tenang, seperti mengalihkan perhatian ke orang lain atau fokus pada tujuan Anda.

  • Tulis rencana tindakan untuk situasi yang mungkin terjadi, seperti: “Jika dia mengabaikan saya, saya akan tetap tersenyum dan melanjutkan percakapan dengan orang lain.”

Contoh: Jika Anda menghadiri reuni dan khawatir seseorang akan mengabaikan Anda, visualisasikan situasi tersebut dan rencanakan untuk fokus pada orang-orang yang antusias berbincang dengan Anda. Ini membantu Anda tetap percaya diri dan tidak terpengaruh.

7. Refleksi Filosofis: Reframing Perilaku Mereka

Stoikisme mengajarkan untuk melihat tindakan orang lain dari perspektif yang lebih luas. Seseorang yang mengabaikan Anda mungkin bertindak dari ketidaktahuan, rasa tidak aman, atau kebiasaan buruk. Marcus Aurelius menulis: “Ketika seseorang melakukan kesalahan kepadamu, tanyakan pada dirimu sendiri apa yang membuat mereka berpikir itu benar.”

Penerapan Praktis:

  • Cobalah memahami konteks perilaku mereka. Apakah mereka sedang stres? Apakah mereka memiliki pola komunikasi yang buruk?

  • Alih-alih menghakimi, anggap tindakan mereka sebagai cerminan dari keadaan batin mereka, bukan serangan terhadap Anda.

Contoh: Jika seorang anggota keluarga mengabaikan Anda di acara keluarga, pertimbangkan bahwa mereka mungkin sedang sibuk atau tidak menyadari dampak tindakan mereka. Anda bisa memulai percakapan ringan untuk membuka komunikasi tanpa memaksakan perhatian.

Manfaat Pendekatan Stoik

Menerapkan Stoikisme dalam menghadapi orang yang mengabaikan Anda membawa sejumlah manfaat:

  1. Ketenangan Batin: Dengan fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan, Anda terhindar dari stres dan frustrasi yang tidak perlu.

  2. Peningkatan Harga Diri: Anda belajar bahwa nilai Anda tidak bergantung pada validasi orang lain, meningkatkan kepercayaan diri.

  3. Hubungan yang Lebih Sehat: Dengan merespons secara bijaksana, Anda menarik orang-orang yang menghargai Anda dan menghindari hubungan toksik.

  4. Kekuatan Emosional: Praktik seperti premeditatio malorum dan amor fati membangun ketahanan emosional untuk menghadapi tantangan lain dalam hidup.

Tantangan dalam Menerapkan Stoikisme

Meskipun Stoikisme adalah alat yang kuat, menerapkannya membutuhkan latihan dan kesabaran. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi meliputi:

  • Reaksi Emosional Awal: Wajar jika Anda merasa kesal atau terluka saat diabaikan. Stoikisme tidak menyangkal emosi, tetapi mengajarkan untuk mengelolanya.

  • Konsistensi: Mengubah pola pikir membutuhkan waktu. Anda mungkin tergoda untuk bereaksi impulsif, tetapi latihan rutin akan memperkuat pendekatan Stoik.

  • Lingkungan Toksik: Jika Anda terus-menerus diabaikan dalam lingkungan yang tidak sehat, Stoikisme mendorong Anda untuk menetapkan batasan atau meninggalkan situasi tersebut jika memungkinkan.

Stoikisme dalam Konteks Modern

Stoikisme telah mengalami kebangkitan popularitas di era modern, sebagian besar berkat buku-buku seperti The Obstacle Is the Way oleh Ryan Holiday dan How to Be a Stoic oleh Massimo Pigliucci. Dalam dunia yang penuh dengan distraksi digital dan tekanan sosial, Stoikisme menawarkan panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang bermakna. Media sosial, misalnya, sering kali memperparah perasaan diabaikan karena fitur seperti “read receipts” atau “seen” pada aplikasi pesan. Dengan Stoikisme, kita belajar untuk tidak membiarkan hal-hal kecil ini mengganggu ketenangan kita.

Selain itu, banyak tokoh modern, seperti atlet, pengusaha, dan pemimpin, telah mengadopsi prinsip Stoik untuk menghadapi tekanan. Contohnya, mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, pernah menyebutkan bahwa ia terinspirasi oleh Meditations karya Marcus Aurelius untuk tetap fokus di tengah kritik dan tantangan.

Kesimpulan

Menghadapi seseorang yang menganggap mengabaikan Anda sebagai sesuatu yang “seru” bisa menjadi pengalaman yang menantang, tetapi Stoikisme menawarkan pendekatan yang elegan dan kuat untuk menangani situasi tersebut. Dengan fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan, mempraktikkan amor fati, melatih pengendalian diri, merefleksikan nilai diri, dan bertindak dengan kebaikan, Anda dapat merespons dengan cara yang tidak hanya menjaga ketenangan batin, tetapi juga meningkatkan karakter Anda. Teknik seperti premeditatio malorum membantu Anda mempersiapkan diri untuk tantangan, sementara kebajikan Stoik memastikan Anda tetap setia pada nilai-nilai Anda.

Seperti yang dikatakan Marcus Aurelius: “Kamu tidak perlu mengubah dunia untuk menemukan kedamaian; ubahlah cara kamu melihat dunia.” Dengan Stoikisme, Anda dapat menghadapi perilaku negatif orang lain dengan ketenangan, keberanian, dan kebijaksanaan, mengubah pengalaman yang menyakitkan menjadi peluang untuk pertumbuhan pribadi. Dalam dunia yang sering kali penuh dengan konflik dan ketidakpastian, Stoikisme adalah alat abadi untuk menjalani kehidupan yang lebih damai dan bermakna.

BACA JUGA: Tim Berners-Lee: Pencetus World Wide Web dan Karya Revolusioner yang Mengubah Dunia

BACA JUGA: Pengertian dan Perbedaan Paham Komunisme Menurut Marxisme: Analisis Mendalam

BACA JUGA: Pemikiran Klasik Federalisme: Prinsip, Tokoh, dan Relevansi dalam Tata Kelola Modern